oleh: Aryadi Nursantoso
Dunia:
Aku jadi berarti karena didukung oleh berbagai hal, salah satu diantaranya adalah oleh ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan bersinergi demi aku, demi kejayaanku. Akulah tuanmu.
Matematika:
Wahai dunia benarlah begitu tampaknya. Tapi jangan lupakan perananku terhadap dirimu.
Dunia:
Tentu saja kau tidak kulupakan, kau merupakan bagian kecil dari mereka.
Matematika:
Kenapa kau katakan aku merupakan bagian kecil saja? Itu terasa agak mengganjal dihatiku.
Dunia:
Kau hanyalah unsur dari ilmu pengetahuan saja tak lebih dari itu, sama dengan yang lainnya.
Matematika:
Tahukah kau perananku terhadap ilmu pengetahuan?
Dunia:
Tidak, apa pula peranan yang kau bangga-banggakan itu?
Matematika:
Aku banyak mendasari perkembangan ilmu pengetahuan lainnya. Secara garis besar aku bifungsi terhadap ilmu pengetahuan lainnya.
Dunia:
Apa yang kau maksud dengan bifungsi wahai matematika?
Matematika:
Ada saatnya aku menjadi ratu dari ilmu pengetahuan lainnya dan ada saatnya pula jadi pelayan bagi mereka.
Dunia:
Baiklah ku terima itu. Tapi itu belum cukup, bisakah kau katakan lagi apa yang membuatmu merasa lebih?
Matematika:
Aku digunakan dalam kehidupan manusia sehari-hari, mulai dari hal yang paling sederhana sampai hal yang terumit. Dari untuk menghitung satu, dua, tiga sampai untuk perhitungan antariksa. Aku digunakan untuk memecahkan masalah bagi manusia dan aku juga membantu manusia dalam menginterpretasikan secara tepat berbagai ide dan kesimpulan.
Dunia:
Adakah lainnya?
Matematika:
Tentu saja masih ada, beberapa akan diutarakan oleh perananku lainnya. ( kemudian matematika memanggil beberapa peranannya, dan disuruhnya untuk menerangkan kepada dunia)
Matematika sebagai Bahasa:
Terimakasih atas waktu dan kesempatannya. Wahai dunia, aku sering disebut sebagai bahasa yang melambangkan serangkaian makna dari serangkaian pernyataan yang ingin disampaikan. Lambang-lambang pada diriku bersifat artifisial. Orang sering beralih dari bahasa verbal yang banyak kekurangannya dengan menggunakanku, karena menurut mereka aku berusaha untuk menghilangkan bahasa majemuk dan emosional dari bahasa verbal. Jika bahasa verbal hanya mampu menyatakan pernyataan yang bersifat kualitatif, maka aku mengembangkan bahasa numerik yang memungkinkan penggunaku menyatakan suatu secara kuantitatif. Sifat kuantitatif dariku ini dapat meningkatkan daya prediktif dan kontrol dari ilmu. Ilmu dapat memberikan suatu penjelasan secara eksak sehingga memungkinkan untuk memecahkan masalah lebih cermat dan tepat. Demikianlah dunia sedikit dariku, ada rekanku yang akan menambahkannya.
Matematika sebagai Sarana Berfikir Deduktif:
Terimakasih atas waktu dan kesempatannya. Wahai dunia, aku adalah ilmu deduktif. Aku merupakan pengetahuan dan sarana berfikir deduktif.. Aku disebut demikian karena sifatku dalam menyelesaikan masalah maupun dalam menyimpulkan sesuatu tidak didasari atas pengalaman tetapi lebih pada penjabaran-penjabaran. Aku lebih mementingkan bentuk logis, dan pernyataan-pernyataanku mempunyai sifat yang jelas. Pola berfikirku banyak digunakan dalam berbagai bidang pengetahuan yang mengambil kesimpulan berdasarkan pada premis-premis yang kebenarannya telah ditentukan. Pola berfikirku juga menjadi salah satu syarat dalam mendapatkan pengetahuan dalam metode ilmiah. Demikianlah dunia sedikit dariku, ada rekanku yang akan menambahkannya.
Matematika untuk Ilmu Alam:
Terimakasih atas waktu dan kesempatannya. Wahai dunia, aku sering disebut sebagai salah satu puncak kegemilangan intelektual. Fungsiku cukup penting dalam perkembangan berbagai ilmu pengetahuan. Dalam perkembangan ilmu alam perananku cukup besar, kontribusiku ditandai dalam penggunaan lambang-lambang untuk penghitungan dan pengukuran. Modelku sering digunakan oleh ilmuwan di ilmu alam dalam penelitiannya, karena dengan bahasaku mereka akan lebih mudah dalam memformulasikan hipotesa keilmuannya. Demikianlah dunia sedikit dariku, ada rekanku yang akan menambahkannya.
Matematika untuk Ilmu Sosial:
Terimakasih atas waktu dan kesempatannya. Wahai dunia, aku sering disebut sebagai salah satu puncak kegemilangan intelektual. Fungsiku cukup penting dalam perkembangan berbagai ilmu pengetahuan. Aku juga cukup berperan di ilmu sosial, metodeku memberikan inspirasi kepada pemikiran dibidang sosial dan ekonomi. Aku juga sering digunakan oleh para ahli ahli sosial dipenelitiannya, mereka sering menggunakan metode berfikirku yang logis sebagai pembanding. Dan mereka menggunakanku untuk menggambarkan tentang hasil penelitiannya agar lebih simpel dan mudah dipahami. Demikianlah dunia sedikit dariku.
Matematika:
Wahai dunia, demikianlah sedikit yang dapat aku sampaikan. Bagaimanakah menurutmu?
Dunia:
…. (Dunia pun diam dan hanya tersenyum… dalam benaknya hanya bergumam, “ternyata kau memang lebih dari seperti yang kubayangkan, teruskanlah perjuanganmu dan pengabdianmu kepada semua itu”)
Matematika:
… (Matematikapun ikut tersenyum seakan tau apa yang ada didalam benak dunia)
Referensi :
Bakhtiar, Amsal. 2004. Filsafat Ilmu. Jakarta: Rajawali Pers
Sujono. 1988. Pengajaran Matematika untuk Sekolah Menengah. Jakarta: Depdikbud.
Kamis, 10 Desember 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar